Wednesday, 20 May 2015
Home »
PERKAWINAN
» Perbedaan Laki-laki dan Perempuan dalam rumah tangga
Perbedaan Laki-laki dan Perempuan dalam rumah tangga
Salah Satu perbedaan laki-laki dan perempuan adalah dalam hal cara menghadapi masalah.
Laki-laki menganggap penting keahlian, maka ketika menghadapi masalah dalam kehidupannya, mereka tidak memerlukan pernyataan ‘ikut bela sungkawa’ atau ‘turut berduka cita’ dari istrinya. Hal itu justru bisa dianggap sebagai sikap yang melecehkan dirinya.
Yang diperlukan oleh suami saat dirinya menghadapi masalah yang berat bukanlah hiburan, namun pengakuan istri bahwa masalah yang berat itu pasti akan bisa dihadapi oleh suami dengan baik.
Tidak penting bagi istri untuk mengungkapkan ‘kesedihan’ atas masalah yang dihadapi suami. Lebih penting bagi istri untuk meneguhkan dengan pernyataan bahwa ia yakin masalah itu akan menjadi ringan dan kecil untuk dilalui oleh suami, dan ‘membiarkan’ suaminya berusaha menyelesaikan masalah dengan cara yang ia inginkan.
Itulah sebabnya, suami cenderung bersikap diam dan menutup diri ketika menghadapi masalah. Ia tidak ingin tampak lemah di hadapan istri, maka ia mencoba menyelesaikan masalah yang dihadapi tanpa melibatkan istri.
Berbeda dengan laki-laki, ketika perempuan menghadapi masalah berat dalam hidupnya, ia memerlukan pengakuan, empati dan pengertian dari suami atas beratnya masalah tersebut.
Istri memerlukan semacam ‘bela sungkawa’, dan merasa suami tidak peduli terhadap masalahnya apabila ia tidak memberikan pengakuan atas beratnya masalah yang dihadapi istri. Ungkapan berikut tidak disenangi oleh istri, karena dianggap suami tidak peduli dan tidak memahaminya:
Yang diperlukan oleh istri adalah pengertian dari suami atas beratnya beban masalah yang tengah dihadapi, bukan pengakuan atas kemampuan atau keahlian istri dalam menghadapi masalah itu.
Sebaiknya suami menghibur istri dengan ungkapan yang memberikan empati.
Bagi perempuan, salah satu cara meringankan beban masalah adalah dengan cara menceritakan masalah tersebut kepada orang lain. Maka hendaknya para suami bersedia menyediakan waktu dan perhatian untuk mendengarkan dan menampung berbagai keluh kesah serta curhat istri.
Dengan mendengarkan dan merespon secara empati semua curhat istri, maka hal itu telah membuat ringan perasaan istri sehingga masalah terasa telah terkuragi bebannya. Respon empati suami adalah dengan menyatakan betapa ia mengerti beratnya masalah tersebut.
Subhanallah...
Semoga yang mengucapkan Aamiin & yang Membagikan mendapat pasangan yang setia, sholeh/sholehah dan menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah, serta kelak dimasukkan ke dalam surga yang terindah. Aamiin
0 comments:
Post a Comment