Alkisah di mulainya kehidupanku yang sebenarnya, aku adalah putri yang tinggal dengan seorang ayah, ayah adalah seorang pegawai negeri yang bayarannya pas-pasan, aku bersekolah di SMP Nusa bangsa dua.
Aku memiliki banyak teman di sekolah. mereka semua mengenal dan menghargaiku, aku memiliki dua orang sahabat yaitu Tanti dan Keren. kami bertiga adalah kader perpustakan di sekolah, aku dan kedua sahabatku sudah duduk di kelas IX yang sebentar lagi akan menghdaapi UN, mereka mau berteman denganku karena menurut mereka aku itu ceria plus asik diajak ngobrol. Karena aku selalu berusaha untuk selalu tersenyum meski di dalamnya hancur berkeping-keping.
Aku adalah korban dari keluarga yang bercerai, yang menjadikan aku selalu menyimpan rasa pedih sendiri di dalam lubuk hati yang paling dalam. bahkan bukan hanya itu rahasiaku, sebenarnya dari dua tahun yang lalu aku sudah menjadi seorang penulis novel luar negeri.
Pendapatanku bisa mencapai lima puluh juta perbulan, tapi itu semua aku simpan dan tak pernah aku pakai, karena apa? Karena aku tidak ingin ayahku merasa bahwa aku tidak menghargai kerja keras beliau. Tapi Allah maha adil, allah memberiku banyak rizki tapi beliau juga tidak lupa memberiku cobaan, Allah mengujiku dengan kanker tulang belang.
Ini rahasia… yang tau hanya aku, dokter dan Allah. sebenarnya aku capek dan ingin segera menyudahi semua cobaan ini, dan hanya kepada Allah aku bercerita tanpa menutupi apapun. Aku hanya ingin dikenal sebagai seorang gadis yang ceria bukan gadis yang sakit-sakitan. Aku selalu menyimpan semua rahasia dengan rapat dan rapi dari siapapun termasuk ayah dan kedua sahabatku.
Aku di sekolah menyukai seorang cowok. Dia bernama Rehan tapi untuk yang satu ini BEB dan BABY sudah tau. mereka selalu meledek dan menertawakanku saat aku salting di depan Rehan. Rehan adalah cowok yang cocok dan pas sama tipe yang aku miliki. Alim, pintar dan sopan mudah tapi jarang ditemui. Aku yakin kalau Rehan sebenarnya juga suka sama aku, tapi mungkin karena BEB dan BABY yang selalu mengganggu saat aku sama dia lagi PDKT. Meski aku sering merasa disakiti tapi dia adalah salah satu alasan aku bisa bertahan hidup hingga detik ini.
Pada saat istirahat pertama di sekolah aku mendapat berita bahagia dari BEB dan BABY. beritanya kalau kemarin Rehan smsan sama BABY, dan Rehan bilang kalau sebenarnya Rehan suka sama aku, tapi karena suatu hal dia nggak bisa buat jadiin aku pacar. Dan di saat itu aku bahagia tapi juga bingung apa sebenarnya hal yang membuat Rehan nggak bisa jadiin aku pacar.
Akhir-akhir ini tugas di kelas IX semakin banyak, aku merasa capek dan kata dokter kankerku sudah mendekati stadium akhir. Dan puncaknya sepulang sekolah di hari itu aku pingsan dan kepalaku terbentur yang membuat kepalaku berdarah. Aku dibawa ke Rumah sakit oleh ayah, dan Allah maha adil, Allah tidak memperbolehkan aku menyimpan semua rahasia ku terlalu lama. Dokter yang merawatku merasa ada yang aneh, mengapa hanya karena terbentur bisa pingsan lama sekali.
Akhirnya diadakan pemeriksaan lebih lanjut. dokter merasa kebingungan kenapa anak yang menginap kanker stadium akhir masih diperbolehkan beraktifitas berlebihan. Dokter pun segera memanggil ayah ke ruangannya, saat ayah diberitahu dokter tentang penyakitku ayah langsung terjatuh dan menangis, beliau sangat terpukul karena aku adalah anak satu-satunya dari keluarga kecil sederhana dan dokter memberi tahu bahwa aku sebenarnya bukan pingsan tetapi sedang koma.
Keesokan hainya untuk pertama kalinya ayah membuka lemari bajuku. di sana ayah menemukan buku harianku dan beberapa buku tabungan dan uang tunai. Ayah membaca buku itu dengan terus meneteskan air matanya yang berharga.
Saat jam menunjukkan jam delapan, ayah pergi ke sekolah untuk menyerahkan surat izin dan surat dokter. Di sekolah BEB dan BABY kebingungan kenapa sampai jam delapan aku masih belum sampai sekolah. Padahal aku tidak pernah seperti itu sebelumnya. Saat pelajaran berlangsung surat yang menyedihkan itu datang dan di baca oleh guru yang mengenalku dengan baik. guru itu adalah bu Yanti beliau langsung berdiri dan berucap “masya allah putri” seketika BEB dan BABY berdiri dan ruang kelas tiba-tiba menjadi sepi senyap saat bu. Yanti memberi tahu tentang apa yang terjadi BEB dan BABY langsung menangis. Merekara berfikir betapa jahatnya aku yang menyimpan semua duka ini sendiri sampat tak ada satu pun yang tau. Beberapa saat kemudian berita tersebut sampai di telinga Rehan, seketika rehan merubah raut wajahnya dari bahagia menjadi wajah yang amat-sangat sedih.
Saat istirahat osis mengumpulkan sumbangan untuk dibawa ke rumah sakit tempatku berada. Menurut para guru yang menjengukku semua orang di sekolah merasa sedih dan kehilangan kerena orang sebawel dan seceria aku sedang terbaring lemah tak berdaya di rumah sakit.
Satu bulan kemuadian aku baru sadar dari koma. dan keesokan harinya aku akan dibawa ke Paris untuk operasi kanker. Saat detik-detik pertaruhan nyawa itu ayah mengeluarkanku dari sekolah. sehingga saat aku berada di paris aku sudah bukan siswa SPM Nusa bangsa dua. Dan untuk kali ini aku berhasil membuat Rehan meneteskan air mata khusus untukku. Dan di saat itu Rehan berjanji akan menjadi seorang dokter kanker tulang belakang. Secepatnya agar dia bisa menyembuhkan penyakit yang membuat aku dan Rehan menjadi semakin jauh.
Dua puluh empat jam kemuadian aku sudah berada di Paris. Satu minggu kemudian aku dioperasi untuk pertama kalinya. Karena allah maha adil setelah aku mengalami kurang lebih delapan kali oprasi aku dinyatakan sehat kembali. kerena aku sudah tinggal lebih dari delapan bulan di Paris ayah mendaftarkanku SMA di sini. dan alhamdulillah dua tahun kemudian aku mendapatkan biasiswa sekolah kedokteran khusus kanker di Paris.
Dan berita itu terdengan oleh rehan, dan ternyata rehan juga memperoleh biasiswa kedokteran. Tetapi sayangnya Rehan memperoleh biasiswa di Belanda sedangkan aku di Paris.
Tepat usiaku dua puluh dua tahun aku lulus dan mendapatkan gelar gelar doktor dan satu tahun kemuadian giliran rehan yang menjadi doktor.
Tepat tahun 2022 aku dan rehan kembali ke indonesia dan menetap di Jakarta. Pada suatu hari tanpa direncanakan olehku ataupun rehan kami berdua di undang pada sebuah talkshow terkemuka di nusantara, sebagai bintang tamu dokter muda Indonesia. talkshow itu adalah “bukan putih ataupun hitam” dan ternyata kreatif di tv swasta tersebut sudah menyiapkan sumua hal tentang kita.
Saat acara sudah dimulai dan rehan sudah duduk di kursi bintang tamu, untuk pertama kalinya setelah delapan tahun berpisah dengan rehan aku bisa melihat matanya yang indah lagi. Di acara itu aku dan rehan mendapat banyak sekali kejutan. dan saat acara hendak berakhir tanpa ku sadari rehan melamarku di depan orang.
Dan ini menjadi hal terindah dan di saat itu juga rehan memberi tahu alasan kenapa dia tidak menjadikan ku pacar. karena ternyata dia memahami islam lebih dari aku. Karena saat itu aku dan rehan belum cukup umur dan rehan telah berjanji pada dirinya sendiri untuk melakukan taaruf.
Dan ini adalah sebuah cerita di balik ke esaan allah yang maha kuasa atas apa yang ia ciptakan.
Cerpen Karangan: Imelda Ayu Wardani Dan di publikasikan oleh “Doa Untuk Cinta’’
0 comments:
Post a Comment